Friday, March 22, 2013

PUISI... AH MENYEBALKAN

SATU
jika nanti aku terdampar di dadamu, ijinkan detak jantungmu dendangkan syair dari puisi yang pernah aku tulis...

DUA
dalam kesempatan yang sekian , aku bersimpuh kembali dihadapanmu, setengah berbisik dalam gemetar cengkraman aku mengadu: "perlukah aku menangis untuk cinta..?"

TIGA
aku tahu siapa yang akan datang di mimipiku nanti malam, karena aroma rerumputan dan helai rambutmu yang diterbangkan angin, menulis pesan di titian kamarku, "stt.. kau tunggu saja dulu diberanda, aku belum sepakat dengan skenario mimipinya, kita harus bicara banyak"

EMPAT
kau memintaku kembali, namun kau kaburkan arah ke arahmu.. kiranya kau sengaja menjebakku dengan deretan kenangan yang menyakitkan... sedang kabut di depanku semakin tebal.

LIMA
penaku menjadi tumpul, dan kata-kataku kehilangan ruh-nya, saat puisi yang kusajikan kau tumpah tanpa kau cecap lebih dulu...

ENAM
sehelai surat cinta aku selipkan di mimpimu, nanti malam coba kau singgah kedalamnya: "aku akan jelaskan semua"

TUJUH
malam-malam yang kau janjikan untukku, ternyata hanya menyiskan kesepian... dik, kau sengaja kau mejebakku di sana, mungkin dendammu tak menyiskan maaf meski setitik api....